Shalat Sunah Fajar

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
(Bismillah)



      Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan Semesta Alam, karena berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat menulis artikel ini dan membagikannya kepada saudara. Serta  tidak lupa saya bershalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw. yang insyaallah akan memberikan syafaatnya dia hari akhir nanti.

      Shalat Sunah Fajar adalah bagian dari shalat sunah rawatib yang sangat ditekankan (Mu'akadah) daripada shalat sunah rawatib lainnya. Shalat sunnah fajar dilakukan sebelum shalat subuh. Maka dari itu kenapa shalat sunah fajar sangat ditekankan ?.

Dalilnya adalah :

  1. Hadits Aisyah r.a,

    كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ إِذَا سَمِعَ الأَذَانَ وَيُخَفِّفُهُمَا

    “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah mendengar adzan, beliau melaksanakan shalat sunnah dua raka’at ringan” (HR. Muslim no. 724).

    Dalam lafazh lainnya disebutkan bahwa ‘Aisyah berkata,

    كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ فَيُخَفِّفُ حَتَّى إِنِّى أَقُولُ هَلْ قَرَأَ فِيهِمَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ

    “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu shalat sunnah fajar (qobliyah shubuh) dengan diperingan. Sampai aku mengatakan apakah beliau di dua raka’at tersebut membaca Al Fatihah?” (HR. Muslim no. 724).

    Dan shalat sunnah fajar inilah yang paling Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jaga, dikatakan pula oleh ‘Aisyah,

    أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- لَمْ يَكُنْ عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

    “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menjaga shalat sunnah yang lebih daripada menjaga shalat sunnah dua raka’at sebelum Shubuh” (HR. Muslim no. 724).

    Dalam lafazh lain disebutkan bahwa ‘Aisyah berkata,

    مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَسْرَعَ مِنْهُ إِلَى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

    “Aku tidaklah pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat sunnah yang lebih semangat dibanding dengan shalat sunnah dua raka’at sebelum Fajar” (HR. Muslim no. 724).
  2. Adapun dalil yang menunjukkan keutamaan shalat sunnah qobliyah Shubuh adalah hadits dari ‘Aisyah di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

    “Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725). Jika keutamaan shalat sunnah fajar saja demikian adanya, bagaimana lagi dengan keutamaan shalat Shubuh itu sendiri.

    Dalam lafazh lain, ‘Aisyah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara mengenai dua raka’at ketika telah terbih fajar shubuh,

    لَهُمَا أَحَبُّ إِلَىَّ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا

    “Dua raka’at shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya” (HR. Muslim no. 725).

    Hadits terakhir di atas juga menunjukkan bahwa shalat sunnah fajar yang dimaksud adalah ketika telah terbit fajar shubuh. Karena sebagian orang keliru memahami shalat sunnah fajar dengan mereka maksudkan untuk dua raka’at ringan sebelum masuk fajar. Atau ada yang membedakan antara shalat sunnah fajar dan shalat sunnah qobliyah shubuh. Ini jelas keliru. Imam Nawawi mengatakan,

    أَنَّ سُنَّة الصُّبْح لَا يَدْخُل وَقْتهَا إِلَّا بِطُلُوعِ الْفَجْر ، وَاسْتِحْبَاب تَقْدِيمهَا فِي أَوَّل طُلُوع الْفَجْر وَتَخْفِيفهَا ، وَهُوَ مَذْهَب مَالِك وَالشَّافِعِيّ وَالْجُمْهُور

    “Shalat sunnah Shubuh tidaklah dilakukan melainkan setelah terbit fajar Shubuh. Dan dianjurkan shalat tersebut dilakukan di awal waktunya dan dilakukan dengan diperingan. Demikian pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i dan jumhur (baca: mayoritas) ulama.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 3).
  3. Didalam kitab Shahihain terdapat hadits yang menjadi dalil bahwa Nabi Saw. tidak pernah meninggalkan shalat sunah fajar dan shalat witir, baik ketika beliau dirumanya ataupun ketika sedang berpergian.
      Ibnu Qayyim Rahimahullah mengatakan, "Oleh karenanya beliau tidak pernah meninggalkannya yakni; shalat fajar dan shalat wititr, baik ketika beliau berada dirumahnya ataupun sedang berpergian. Ketika sedang berpergian beliau senantiasa melaksanakan shalat sunah fajar dan witir; beliau lebih menjaganya daripada sunah-sunah yang lainnya. Dan tidak ada riwayat yang menyatakan bahwa ketika sedang berpergian beliau melaksanakan shalat rawatib lainnya." (Zadul Ma'ad (1/315).

-Wallahu A'lam-

      Sekian dari artikel ini mohon maaf jika ada salah tulis. Semoga ilmu yang saya berikan bermanfaat bagi saudara dan dapat diamalkan di dunia.

Comments

Popular posts from this blog

Hukum Istinsyaq dan Istintsar Tiga Kali

Manfaat Menjalankan Ibadah Sunnah

Sunnah Saat Shalat Malam (part 2)