Arti Sunnah Rasul

1. MAKNA SUNAH

      (Bismillah)
      Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

      Selamat datang di blog saya, hari ini saya ingin memberikan sebuah ilmu mengenai SUNAH, tapi cuman arti dan beberapa contoh saja, tapi nanti saya akan bahas lebih lanjut lagi di artikel saya selanjutnya .. 😀, Semoga ilmu yang saya berikan di artikel ini dapat bermanfaat bagi semua orang. tanpa basa basi mari kita lanjut ke artikelnya .

      Sunah menurut makna asalnya adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah Saw.,
baik berupa perkataan, perbuatan, pengakuan, atau sifat fisikk maupun akhlak. Jadi pada asalnya as - sunah adalah ath - thariqah yang berarti jalan (metode). Di antaranya sabda Nabi Muhammad Saw. :

فَعَلَىْكُمْ بِسُنَّتِىْ ، وَسُنَّةِ ا لْخُلَفَا ءِ ا لْمَهْدِ ىِّيْنَ ا لرَّ ا شِدِ يْنَ، تَمَسَّكُو ا بِهَا ، وَ عَضُّوًاعَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذْ

Artinya ;
"Maka, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunahku, dan sunah para khalifah yang mendapat petunjuk lagi lurus. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham." (HR. Abu Dawud (4607), At - Tirmidzi (2676) dan di shahikan oleh Al - Albani (Shahih Al - Jami' 1/499).

Hadits ini diriwayatkan oleh Al - 'Irbadh bin Sariyah Ra.



      Jadi, segala sesuatu yang sesuai dengan jalan Rasulullah Saw., itu merupakan sunahnya. Adapun perintah yang terdapat didalam sunahnya itu terkadang bersifat mustahab (sunah) atau wajib tergantung pada dalil - dalil yang menunjukkannya.
      Kemudian, tersebar di kalangan para ulama muta'akhirin (belakangan) bahwa sunah bermakna mustahab dan mandub (Segala sesuatu yang di kerjakan akan mendapat pahala dan jika tidak di kerjakan tidak akan mendapat siksa. Maka inilah yang dipegang para ulama Ushul dan ulama fikih.
      Jadi maksud dari sunah adalah perkara yang diperintahkan oleh syariat bukan sebagai kewajiban, hasil dari pelaksanaannya ialah orang yang melakukannya akan diberi pahala dan orang yang meninggalkannya tidak akan mendapat dosa (Hukuman/siksa)

2. CONTOH KEGIGIHAN ULAMA SALAF DALAM MENJALANKAN SUNAH

      PERTAMA:

      Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya, hadits dari An - Nu'man bin Salim, dari 'Amr bin Aus ra., dia berkata, "'Anbasah bin Abi Sufyan bercerita kepadaku, dia berkata, 'Aku pernah mendengar Ummu Habibah mengatakan: Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

مَنْ صَلَّى ا ثْنَتَيْ عَشْرَةَرَكْعَةً فِىْ يَوْمٍ وَلَيْلَةِ، بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِيْ ا لْجَنَّة

Artinya ;
"Barangsiapa shalat dua belas rakaat sehari semalam, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga".

      Ummu Habibah berkata, "Maka aku tidak pernah meninggalkan dua belas rakaat itu semenjak aku mendengarnya dari Rasulullah Saw". 'Anbasah juga berkata, "Maka aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Ummu Habibah".'Amr bin Aus ra. juga berkata. "Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Anbasah".Nu'man bin Salim juga berkata "Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari 'Amr bin Aus".

      KEDUA:

      Hadits Ali ra. yang menyatakan bahwa Fatimah r.a mengeluhkan bekas pada tangannya akibat alat penumbuk tepung, dan ketika itu ada seorang pelayan yang menawarkan dirinya kepada Rasulullah Saw, Maka Fatimah pun datang menemui Rasulullah (untuk meminta seorang pembantu) namun dia tidak pernah berhasil menemui Rasulullah Saw. dan hanya bertemu dengan Aisyah r.a. Lalu Fatimah memberitahukan keperluannya kepada Aisyah. Kemudian ketika Rasulullah Saw. datang, maka Aisyah pun menyampaikan kepada beliau tentang kedatangan Fatimah kepadanya.
      Lalu Rasulullah Saw. kerumah kami ketika kami tengah berbaring hendak tidur. Maka kami pun segera bangun, tetapi beliau (mencegahnya seraya) bersabda, "Tetaplah di tempat kalian". Kemudian Rasulullah Saw. duduk di antara kami hingga aku merasakannya dinginnya telapak kaki beliau di dadaku. Kemudian beliau bersabda."Inginkah kalian berdua aku ajarkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta ? Apabila kalian berbaring hendak tidur, maka bacalah takbir sebanyak 34 kali, tasbih sebanyak 33 kali, dan tahmid 33 kali. Sesungguhnya yang demikian itu lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu". (HR. Al - Bukhari (3705), Muslim (2727)).

      Di dalam riwayat lain, Ali r.a berkata, "Aku tidak pernah meninggalkan bacaan tersebut semenjak aku mendengarnya dari Rasulullah Saw".Seseorang bertanya kepadanya,"Tidak juga kah pada malam Shiffin ?" Ali menjawab, "Ya, tidak juga pada malam perang Shiffin.". (HR. Al - Bukhari (5362), Muslim (2727)).

      Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pada malam Shiffin terjadi peperangan, dan Ali menjadi pemimpin perangnya. Namun dia tidak meninggalkan sunah tersebut meskipun saat itu terjadi peprangan.

      KETIGA:

     Ibnu Umar r.a sebelumnya biasa menyalatkan jenazah, kemudian pulang dan tidak ikut mengantarkan jenazah ke kuburan, karena dia mengira bahwa sunah tersebut sudah sempurna. Dia tidak mengetahui keutamaan jika kita mengantarkan jenazah sampai jenazah tersebut dikuburkan. Lalu, ketika sampai kepadanya Hadits Abu Hurairah r.a, maka dia pun menyesal karena meninggal kan sunah. Coba renungkanlah apa yang dia katakan.

      Amir bin Sa'ad bin Abi Waqqash meriwayatkan, bahwa suatu ketika dia pernah duduk di sisi Abdullah bin Umar. Tiba - tiba datanglah Khabbab, pemilik Maqshurah (Rumah yang luas bentengnya atau kamar kecil di dalam rumah). Seraya berkata, "Wahai Abdullah bin Umar , tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Abu Hurairah ? Sesungguhnya dia pernah mendengar Rasulullah Saw. Bersabda. "Barangsiapa yang keluar mengiringkan jenazah dari rumahnya, lalu dia menyalatkannya dan turut mengantarkannya hingga jenazah itu dikuburkan, maka baginya dua (2) qirath pahala. Setiap qirath adalah seperti gunung Uhud. dan barang siapa menyalatkannya lalu langsung pulang, maka baginya adalah pahala seperti gunung uhud". maka Ibnu Umar pun mengutus Khabbab kepada Aisya untuk menanyakan kepadanya tentang perkataan Abu Hurairah r.a tersebut, kemudian kembali lagi kepadanya dan memberitahukan perihal komentar Aisyah. Sementara itu Ibnu Umar mengambil segenggam kerikil di masji; ia membolak balikan kerikil itu di tangannya hingga utusannya kembali. Utusannya pun berkata "Aisyah r.a mengatakan, 'Abu Hurairah telah berkata benar'." Seketika itu Ibnu Umar pun langsung menghempaskan segenggam kerikil yang ada di tangannya ke tanah. Kemudian dia berkata, "Sungguh, kita telah meninggalkan qirath yang banyak".(HR. Al-Bukhari (1324), Muslim (945)).

      An-Nawawi Rahimahullah berkata, "Hadits tersebut menggambarkan bagaimana kecintaan para sahabat terhadap ketaatan ketika ketaatan itu telah sampai kepada mereka, serta penyesalan mereka atas amalan yang terlewatkan, meski mereka tidak mengetahui besarnya kedudukan amalan tersebut".

      KEEMPAT:

      Hadits Sa'id bin Jubair r.a, bahwa sahabat karib Abdullah bin Mughaffal melakukan khadzaf. Maka dia melarang sahabatnya tersebut seraya berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Saw. melarang khadzaf dan dia bersabda, 'Sesungguhnya hal itu tidak dapat menangkap binatang buruan dan tidak pula dapat mengalahkan musuh. Ia hanya dapat mematahkan gigi dan membutakan mata'." Sa'id bin Jubair berkata, "Lalu sahabatnya tersebut mengulangi perbuatannya. Maka Abdullah bin Mughaffal berkata, 'Aku sampaikan kepadamu bahwa Rasulullah Saw. melarang perbuatan ini, namun engkau masih mengulanginya lagi. Sungguh aku tidak akan mengajakmu berbicara lagi!".

      Khadzaf yang dimaksud adalah melempar dengan batu kerikil atau biji kurma dan selainnya; biasanya di letakkan diantara dua jari telunjuk atau ibu jari dan jari telunjuk (Seperti Ketapel).

      Contoh - contoh lain dari penjagaan dan pengagungan terhap sunah dari para sahabat sangat banyak. Tidak mengherankan bahwa mereka adalah orang-orang yang paling tinggi semangatnya dalam berbuat kebaikan. begitu juga dari kalangan ulama salaf dan generasi-generasi utama. Maka sejarah mencatat mereka supaya kita dapat mencontoh mereka yang berpegang teguh terhadap amalan-amalan sunah dan memotivasi jiwa kita untuk menjaga dan mengikuti sunah.
      
      Kebanyakan orang sangat menyepelekan sunah, seperti "mendahulukan badan bagian kanan saat memakai pakaian, mendahulukan kaki kanan dalam memakai alas kaki, memakan makanan menggunakan tangan kanan dan kita juga lupa untuk mendahulukan kaki kiri saat masuk ke dalam wc". 

      Imam Ahmad Rahimahullah yang telah menuliskan lebih dari 40 ribu hadits dalam kitabnya Al - Musnad, dia pun telah mengamalkan KESELURUHANNYA. Dia mengatakan, "Aku tidak akan membiarkan satu hadits pun, KECUALI aku mengamalkannya". 

      Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan, "Ibnu 'Atha" berkata, 'Barangsiapa yang mewajibkan dirinya (untuk berkomitmen) dengan adab-adab sunah, maka Allah akan menerangi hati nya dengan CAHAYA MA'RIFAH (pengetahuan). Tidak ada kedudukan yang lebih mulia daripada mengikuti sang kekasih (Nabi SAW.) dalam berbagai perintah, perbuatan dan akhlaknya." (Madarijus Salikin (2/644)).



     Dia juga mengatakan, "Anda bisa melihat orang yang mengikuti perintah dan sunah diliputi RAHMAT dan CAHAYA, Serta segala sesuatu yang menyertai keduanya seperti masnisnya hidup, kehormatan, kemuliaan, serta mendapatkan apa yang tidak didapat orang lain, Sebagaimana Al -Hasan pernah Berkata, 'Sesungguhnya seorang mukmin itu adalah orang yang diberi manisnya kehidupan dan kemuliaan".

      Jadi, sobat masih menyepelekan sunah ? Insyaallah artikel saya nanti akan membahas sunah - sunah Rasulullah Saw. banyak alasan seseorang meninggalkan sunah misalkan " ahh capek habis kerja, badan pegal-pegal, udah ngantuk kerja seharian, lagipula cuman sunah kok bukan kewajiban" atau "Ntar dulu deh sunahnya kapan-kapan lagi sibuk sama kerjaan nih jadi lain kali aja".

      Tapi tidak apa - apa, yang penting kewajiban harus tetap dijalankan, dan sobat juga bisa meninggalkan sunah dengan alasan untuk mempelajari ilmu-ilmu baru, seperti (sedang bertukar pengetahuan agama sesama teman).

      Semoga Artikel pertama saya ini bermanfaat bagi para pembaca, semoga Allah Swt. memberikan hidayahnya kepada kalian supaya kalian masuk kedalam golongan orang-orang yang masuk surga tanpa di hisab (aamiinn)...

      Maaf jika ada salah-salah kata atau penulisan, saya juga manusia pasti punya kesalaha, dan saya pun masih minim sekali mengenai ilmu-ilmu islam.

    Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Comments

Popular posts from this blog

Hukum Istinsyaq dan Istintsar Tiga Kali

Manfaat Menjalankan Ibadah Sunnah

Sunnah Saat Shalat Malam (part 2)